Showing posts with label all about my stamps. Show all posts
Showing posts with label all about my stamps. Show all posts

Friday, 9 November 2007

HARRY POTTER, TEMA FILM PERTAMA KALI DIANGKAT PADA PRANGKO PRISMA

Harry Potter merupakan tokoh Novel hasil karya J.K Rowling yang kini diangkat ke layar lebar. Karya ini telah menyedot perhatian masyarakat di belahan dunia dan penggemarnya sedang dimanjakan oleh film ke 5 Harry Potter and The Order of The Phoenix yang ditayangkan dibioskop sejak 11 Juli di seluruh manca negara termasuk Indonesia.


Bersamaan dengan terbitnya novel Harry Potter ke 7 yang berjudul Deathly Hollow, pada 21 Juli 2007 PT Pos Indonesia berkerja sama dengan Warner Bros menerbitkan Prangko Prisma (Prangko Identitas Milik Anda) Harry Potter and The Order of The Phoenix. Harry Potter, tema unik dan menarik, tema film yang pertama kali diangkat pada Prangko Prisma di Indonesia. Desainnya merupakan desain Prisma Seni Pertunjukan yang memakai personalisasi Harry Potter.

Prangko Prisma Harry Potter terdiri dari empat lembar dengan masing-masing sub tema sebagai berikut :

1. Prangko Prisma Order of The Phoenix
Tokoh yang diangkat dalam Prangko Prisma terdiri dari Albus Dumbledore, Kingsley, Arthur Weasley, Hagrid, Mad Eye, Sirius Balck, Minerua Mcgonagall, N.Tonks,Severus Snape, Remus Lupin.


2. Prangko Prisma Dumbledore’s Army
Tokoh yang diangkat ke dalam Prangko prisma adalah Harry Potter, Ron Weasley, Hermione Granger, Neville Longbottom, Ginny Weasley dan Luna Lovegood.



3. Prangko Prisma Dark Arts

Tokoh yang diangkat ke dalam Prangko Prisma adalah Lord Voldemort, Draco Malfoy, Toreng Death Eaters, Lucius Malfoy.



4. Prangko Prisma Forbidden Forest

Tokoh yang di angkat dalam Prangko Prisma adalah Centaur, Thestral, Grawp.



Harga jual Prangko Prisma per sub tema Rp 30.000 atau 1 (satu) set lengkap Rp 120.000,00. Untuk pembelian satu set diberikan bonus berupa poster eksklusif Harry Potter. Jumlah cetak cukup terbatas yaitu sebanyak 50.000 lembar dengan masing-masing sub tema dicetak 12.500 lembar. Masa penjualan Prangko Prisma Harry Potter adalah 2 tahun terhitung mulai tanggal terbit 21 Juli 2007 s.d 21 Juli 2009. Selain Prangko Prisma, tersedia juga folder menarik (tempat Prisma Harry Potter) yang dijual Rp 5.000,- per buah dengan persediaan terbatas.
Bandung, 21 Juli 2007
http://www.posindonesia.co.id/promo/Prangko/HarryPotter/harry_potter.htm

Wednesday, 26 September 2007

Perkembangan perangko di Indonesia

Di Indonesia prangko berkembang dengan melalui beberapa periode yaitu :

Masa penjajahan Belanda
Pada masa tersebut di Indonesia telah dipergunakan prangko " Raja Willem III" yaitu pada tahun 1864. Prangko pada zaman Hindia Belanda ini berwarna merah anggur dan memuat gambar Raja Willem III dari Belanda dalam bingkai berbentuk persegi,pada bagian atas prangko terdapat tulisan " 10 cent" dan pada bagian bawahnya memuat tulisan " Postzegel" pada bagian sebelah kiri memuat tulisan " Nederl" dan pada bagian kanan memuat tulisan" Indie".prangko Hindia Belanda pertama ini tidak berperforasi (tanpa gigi), dicetak di negeri Belanda (Utrecht) sebanyak 2.000.000 prangko.Gambar prangkonya dirancang oleh T.W kaisar dari Amsterdam.

Masa Pendudukan Jepang
Sesudah pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada bala tentara jepang tanggal 8 Maret 1942,Pemerintah Sipil dilakukan dibawah Pimpinan Angkatan Perang Jepang. Pada awal Pendudukan Jepang persediaan prangko Jaman Belanda masih banyak.Karena prangko baru belum sempat dicetak ,Prangko-prangko lama tetap dipergunakan dengan membubuhkan cetak tindih yang mempergunakan huruf Jepang. Gambar-gambar cap tersebut ada yang berupa " Binatang" seperti didaerah Aceh,ada yang berbentuk" Palang" seperti di Sumatra utara dan ada yang berwujud "Jangkar" seperti didaerah Indonesia Timur. Cetak tindih tersebut memuat kata "Dai Nippos Yubin Kyoku" . Setelah melalui masa cetak tindih maka pada tahun 1943 diterbitkan prangko-prangko Jepang yang bergambarkan bola dunia dengan peta kerajaan Jepang,kerbau yang sedang membajak,pantai laut dan lain-lain.

Masa perang Mempertahankan kemerdekaan
Bangsa Indonesia tidak melewatkan peluang emas pada hari hari terakhir perang dunia kedua ketika jepang menyerah kepada sekutu dengan memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, tetapi pengambilalihan kekuasaan tidak berjalan dengan mulus,Karena bala tentara Jepang tidak mau menyerahkan kekuasaan dan persenjataan mereka kepada pihak Indonesia.Demikian pula dengan pelayanan pos, selama lebih dari sebulan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI masih ditangani olah Dinas Pos Jepang.Tetapi tanggal 29 September 1945 ,tentara Belanda yang membonceng tentara sekutu yang bertugas melucuti persenjataan Jepang mendarat di Batavia,terjadilah perang fisik yang paling berdarah dalam sejarah bangsa Indonesia yang menelan korban lebih dari 1 juta jiwa.Perang berlangsung sejak Oktober 1945 s.d akhir 1949.Dari sudut Filateli masa tersebut sangat menarik karena ada 3 pelayanan pos yang diselenggarakan oleh dua negara yang bermusuhan diatas wilayah yang sama.Dikota-kota besar yang berhasil direbut Belanda berlangsung pelayanan pos dengan menggunakan prangko Ned-Indie,dilain pihak daerah yang masih dikuasai oleh RI pelayanan pos diselenggarakan oleh Djawatan PTT dengan menggunakan Prangko Indonesia. Prangko pertama yang dicetak oleh Pemerintaha Republik Indonesia yaitu "Memperingati setengah tahun merdeka", dalam memperingati 1 tahun Merdeka Pemerintah Indonesia menerbitkan prangko seri Revolusi tanpa perekat yang pada waktu di cetak di jakarta.

Masa Demokrasi Liberal
Pada awal tahun 1950 setelah berakhirnya masa Perang Kemerdekaan, PTT Indonesia memulai lembaran baru dalam sejarahnya.Sebagai akibat taktik bumi hangus gerakan-gerakan gerilya pejuang, berpuluh-puluh Kantor Pos,Kantor Telegrap dan Kantor Telepon hancur. Hal ini merupakan tantangan bagi PTT karena dengan kejadian tersebut merupakan hambatan terhadap lancarnya usaha pengluasan dan pembangunan Jawatan PTT. Salah satu sumber pendapatan Jawatan PTT untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran eksploitasi Perusahaan adalah hasil penjualan benda-benda pos, antara lain berbagai jenis prangko,sampul,warkatpos,kartupos,kupon balasan internasional formulir-formulir dan lain-lain. Dalam memnuhi kebutuhan tersebut maka diadakan pembaharuan kontrak antara Jawatan PTT dengan N.V Joh.Enschede en Zonen di Haarlem (Negeri Belanda) untuk pencetakan prangko harga Rp 1,- keatas dalam masa 5 tahun mulai tanggal 1 Januari 1950.Pada permulaan tahun 1950 muali terdapat prangko : Prangkjo biasa seri Angka(smelt) yang terbit pada tanggal 1-1-1949, Prangko Biasa seri Bangunan(dengan gambar rumah dan candi) yang terbit pada tanggal 1-9-1949, Prangko Peringatan UPU seri UPU yang terbit pada tanggal 1-10-1949. pada awal 1950 sebagian dari sisa persediaan Prangko Seri Angka dan Seri Bangunan dibubuhi cetak tindih" R.I.S" .dan selama tahun 1950 diterbitkanlah prangko-prangko seperti Prangko RIS yang terbit pada tanggal 17-1-1950,Prangko Peringatan Seri Garuda diterbitkan pada tanggal 17-8-1950 dll.
Masa Demokrasi terpimpin
Pada tahun 1959-1965 banyak juga prangko yang diterbitkan seperti Prangko Biasa, Prangko Peringatan,Prangko Istimewa dan Prangko Amal. Untuk memperingati Dekrit Presiden Soekarno tanggal 5 Juli 1959 yang menyatakan berlakunya kembali Undang-undang dasar 1945 , dikeluarkanlah pada tanggal 17-8-1959 Prangko Peringatan "Berlakunya kembali UUD 1945" prangko tersebut terdiri dari 4 buah dengan harga 20 sen,50 sen,75 sen, Sampul Hari Pertama diterbitkan dengan harga Rp 7,50,-. Pada tanggal 26-10-1959 diterbitkan Prangko Peringatan seri Konperensi Kolombo ke II berhubung diadakannya Konperensi Rencana Kolombo ke II di Yogyakarta.Dalam tahun 1960 dikeluarkan Prangko Peringatan seri " Kongres Pemuda Seluruh Indonesia ", tahun Pengunsi Sedunia, seri Hari Kesehatan Sedunia." Pembasmian Malaria" dan prangko amal seri "Hari Sosial’ dan prangko biasa seri Presiden dan seri Hasil Bumi. Pada tahun 1962 bertalian dengan Asian games ke IV di Jakarta tanggal 22 Agustus 1962 s.d 6 September 1962 diterbitkan seri Asian Games.Pada tahun 1963 diantaranya diterbitkan seri Bendera Merah Putih, dan pada tahun 1964 diterbitkan seri Presiden,Transport dan Komunikasi.Selama masa Demokrasi Terpimpin ini Jawatan PTT,PN Postel dan PN Pos dan Giro mempunyai fungsi sosial dalam pengumpulan dana bagi badan-badan sosial memberikan hasil bersih dari harga tambahan prangko- prangko amal kepada badan-badan sosial.

Masa Orde Baru
Perkembangan prangko dimasa Orde Baru mulai tangggal 11 maret 1966 s.d akhir tahun 1980, banyak prangko yang telah diterbitkan sebagai contoh mulai dari prangko Pahlawan Revolusi yang terbit pada tahun 1966 s.d prangko Peringatan 10 Tahun AOPTS ( Asian Oceanic Postel Training School) yang terbit pada tanggal 10-9-1980. berbagai jenis prangko telah diterbitkan oleh pemerintah Indonesia semakin hari semakin baik prangko yang diterbitkan baik dari desain maupun bahannya. Untuk dapat melihat jenis prangko-prangko yang telah diterbitkan anda dapat melihat pada katalog prangko Indonesia.

Apa Itu Perangko?

PRANGKO adalah benda berharga disamping fungsi utamanya sebagai tanda pelunasan porto dan biaya pos , juga merupakan wahana untuk menyampaikan pesan mengenai berbagai kepentingan masyarakat, termasuk carik kenangan bendapos bercetakan prangko. Dengan mempelajari prangko Indonesia anda dapat memperoleh wawasan akan keindahan kepulauan Indoneia dan lain-lain.Sebelum prangko tercipta, pelunasan biaya pengiriman surat masih dilakukan dengan sejumlah uang tunai. Pembayaran secara tunai ini ada yang harus dibayar terlebih dahulu oleh si pengirim surat tapi ada pula yang harus dibayar oleh sialamat. Prangko pertama diterbitkan di Inggris pada tanggal 6 Mei 1840, setelah itu berkembang ke beberapa negara termasuk Indonesia.

Tuesday, 31 July 2007

Other Fauna stamps

Year : 1995
Printer : -

Made in : Republic Indonesian (RI)
Description : Original (Has been used)
Design and Denomination:
Bambu Gading (Schigostachyum Brachycladum) , Rp. 300,-


Year : 1997

Made in : Republic Indonesian (RI)
Description : Original (Has been used)
Design and Denomination:
Anggrek Serat (Diplocaulodium Etile), Rp. 300,-


Year : 1999

Made in : Republic Indonesian (RI)
Denomination : Rp. 1000,- Description : Original (Has been used)
Design : Aseroe Rubra


Year : 2002

Made in : Republic Indonesian (RI)
Description : Original (Has been used)
Design and Denomination:
Belimbing Manis (Averrhoa Carambola), Rp. 1.500,-


Year : 2004

Made in : Republic Indonesian (RI)
Description : Original (Has been used)
Design and Denomination:
Melastoma Sylvatium – East Java (Banten), Rp. 1.500,-

FAUNA STAMPS

Classification
of issuance : -
Printer : -
Made in : Republic Indonesian (RI)
Description : Original (Has not been used)
Denomination : Rp. 150,-
Year : 1995

Design : Eboni (Diospryos Celebica) – Center Sulawesi

Design : Pinang Merah (Cyrtostachys Rinda) - Jambie

Design : Cendana (Santalan Alium) – East Nusa Tenggara

Design : Tenggaring (Nephelium Ramboutan-oke) – Center Kalimantan

Design : Gandaria (Boes Macrophylla) – East Java

PELITA VI

Classification
of issuance : -
Printer : -
Made in : Republic Indonesian (RI)
Description : Original (Has been used)
Year : 1994
Design and
Denomination: -, Rp. 100,-

PELITA V

Year : 1993

Design and Denomination : Veteran RI dalam Pembangunan (Veteran RI in Development), Rp. 300,-

Design and Denomination : Sumber Daya Manusia (Human Resource), Rp. 700,-


Design and Denominations : Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat, Rp. 1000,-

Other PELITA

Classification of issuance : -
Printer : -
Made in : Republic Indonesian (RI)
Description : Original (Has been used)

PELITA IV
Year : 1986
Design and Denomination: SWASEMBADA PANGAN, Rp. 500,-



PELITA V
Year : 1991


Design and Denomination : Teknologi (Technological), Rp. 200,-







Year : 1992


Design and Denomination : Alih Teknologi (technologist), Rp. 300,-



Design and Denomination : Sarana Perhubungan Darat Indonesia Bagian Timur (Supporting Facilities For Communication of Indonesia Land Part Of East), Rp. 150,-

PELITA STAMPS

Awareness of the importance of religion in all aspects of human life and the harmanoy of relations between religious faiths is a special characteristic of religious life in Indonesia. Religion has become an important focus of life under the New Order and has been a theme for stamps, beginning with the stamps of the first Five Year Development Plan series issued in 1961.
Classification
of issuance : -
Printer : -
Made in : Republic Indonesian (RI)
Description : Original (Has been used)
Year : 1961
Denomintation: Rp. 5,-

Sunday, 29 July 2007

Other flora stamp

Year : 1996


Denomination : Rp. 300,-
Design :Kuskus Totol Australia and Kukus Beruang Indonesia



Denomination : Rp. 300
Description : Original (Has been used)
Design :Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis)


Year : 1997

Denomination : Rp. 300,-
Description : Original (Has been used)
Design : Anoa (Bobalus Depressicoruis) – South-east Sulawesi


Year : 1998

Denomination : Rp. 500,-
Description : Original (Has been used)
Design : Tangkasi (Tarsius Spectrum) – North Sulawesi


Denomination : Rp. 500,-
Description : Original (Has been used)
Design : Itik Alis (Anas Superciliosa)


Denomination : Rp. 1000,-
Description : Original (Has been used)
Design : Trutu Coklat (Nettapus coromandelianus)


Year : 2002

Denomination : Rp. 500,-
Description : Original (Has been used)
Design : Komodo (Varanus Komodoensis)

FLORA STAMPS

Classification
of issuance : -
Printer : -
Made in : Republic Indonesian (RI)
Description : Original (Has not been used)
Denomination : Rp. 150,-

Year : 1995


Design:
Badak Cula Satu (Rhinoceros Sondaisca) – West Java

Design:
Kuau Melayu (Polyplectron Sehleiermacheri) – Center Kalimantan


Design:
Maleo (Macrocephalon Maleo) – Center Sulawesi

Design:
Harimau Sumatera (Phantera Trigis Sumaterae) – Jambie


Design:
Biawak Komodo (Varanus Komodensis) – East Nusa Tenggara

ACTIVITY JAMBOREE NATIONAL RI

Classification
of issuance : Special Stamp
Printer : Printing office public company of Indonesian
Made in : Republic Indonesian (RI)
Year : 1996
Size : 6,5 x 4,5 cm
Sheet
Composition : 4 pc
Price per sheet : Rp. 600
Design and
Denominations: Rp. 150/ pc
Description : Original (Has not been used)

PRESIDENTIAL PALACES INDONESIAN

Classification
of issuance : -
Printer : -
Made in : Republic Indonesian (RI)
Year : 1998
Denomination : Rp. 300,-
Description : Original (Has not been used)
Istana Merdeka (Istana Jakarta)
Istana Merdeka is a palace complex in Central Jakarta, Indonesia. At first there was only one building in this complex, the Istana Negara. The Istana Negara was started in 1796, when Pieter Gerardus van Overstraten became Governor-General of the Dutch East Indies, and was finished in Johannes Siberg's era in 1804. The Istana was actually built for the Dutch businessman, J A van Braam, as his retreat residence. At that time the location of the Istana, which now known as Harmoni, was the most exclusive location in New Batavia, (Jakarta).
In
1820, this mansion was rented and then in 1821, sold to the Dutch Colonial Government. The government used this building as the center of all its activities and as the official residence of the Governor-General when they had business in Batavia. The Governors at that time preferred to live in Istana Bogor, because the weather was not as hot as in Batavia. But sometimes they had to go to Batavia, especially to attend the Hindia Council Meeting, every Wednesday.
The Van Braam’s mansion was chosen because Istana Daendels (now Departemen Keuangan) in Lapangan Banteng (formerly known as Waterloo) was not finished yet. But after the Daendles finished, that building was used for the government office.
In the Colonial era, a few important events happened in this building that has the official name, Hotel van den Gouverneur-Generaal. For example, this building witnessed the Governor
Graaf van den Bosch declare the cultuur stelsel system. And then, the ratification ceremony of the Lingarjati Treaty on March 25, 1947.
In the beginning, this 3.375 m² Greek architecture building had two stories. But in
1848, the upper floor was demolished, and the lower floor was made bigger for making a more formal impression. Now the building is still the same.
Because this palace started to feel too crowded, with the instruction of
J.W. van Lansberge in 1873, a new palace was built in the complex, which known as Istana Gambir. The new palace, in the beginning of Republic Indonesia’s independence, witnessed the ratification ceremony of claiming of declaration of Independence of Indonesia from the Dutch in 1949.
In that sentimental ceremony the Dutch Royal flag was substitutes with Indonesian Red and White flag. Hundred thousands of people were in tears when the flag rose into the sky. When the flag reached the top, all the tears became new spirit. They all yelled “Merdeka! Merdeka!”. From that moment, Istana Gambir has been known as Istana Merdeka. (From Wikipedia, the free encyclopedia)
Design : Istana Presiden Jakarta (Prseidential Palaces Jakarta)
Istana Bogor
Istana Bogor is one of 6 Presidential Palaces in Indonesia. The palace is noted for its distinctive architectural, historical, features, as well as the adjoining botanical gardens. Istana Bogor was opened to the public in 1968 to public tour groups (not individuals), with the permission of the then President of Indonesia, Suharto. The number of visitors annually is approximately 10,000 people.The gardens of the palace have an area of 284,000 square metres.
History
The original colonial building on the site of Istana Bogor was a mansion named Buitenzorg, which was built from August 1744 as a country retreat for the Dutch Governors, including also a period of British administration. Notable occupants of the mansion include Herman Willem Daendels and Sir Stamford Raffles.
This building was substantially damaged by an earthquake in 1834, triggered by the volcanic eruption of Salak Mountain. The palace was rebuilt into its present form in 1856— this time with only one storey instead of the original three, as a precaution against further earthquakes.
From 1870 to 1942 the Istana Bogor served as the official residence of the Dutch Governors General. After Indonesian independence, the palace was much used by President Soekarno, but then largely neglected by Soeharto when he came to office.
Structure
The grounds of the estate contain several buildings - the largest of which is the main palace and its two wings. The main palace contains private offices for the head of state, a library, a dining room, a ministers' meeting room, a theater room, and the Garuda room (for welcoming State guests). The two wings are used as the guest residences for State guests. Kebun Raya Bogor ("Great Gardens of Bogor", the Bogor Botanical Gardens) were also previously part of the palace grounds.
The palace houses an extensive art collection which had been accumulated by Soekarno. A herd of white-spotted deer still range within the palace grounds; a group of these had originally been brought there by the Dutch for hunting and sport.

Design : Istana Presiden Bogor (Presidential Palaces Bogor)



Design : Istana Presiden Cipanas (Presidential Palaces Cipanas)



Design : Istana Presiden Yogyakarta (Presidential Palaces Yogyakarta)


Design : Istana Presiden Tampak Siring (Presidential Palaces Tampak Siring)

SOEHARTO STAMPS

Classification of issuance : -
Printer : Printing office public company of Indonesian
Made in : Republic Indonesian (RI)
Design, size, year and
Denomination :
Red colour (Size: 2 x 2,5 cm, year: 1983, denomination Rp. 55,-)
Orange colour (Size: 2 x 2,5 cm, year: 1986, denomination Rp. 200,-)
Blue colour (Size: 2 x 2,5 cm, year: 1986, denomination Rp. 100,-)
Green colour (Size: 2,5 x 3,2 cm, year: 1990, denomination Rp. 700,-)
White colour (Size: 2,5 x 3,2 cm, year: 1993, denomination Rp. 300,-)
Description : Original (Has been used)


Classification
of issuance : -
Printer : -
Made in : Republic Indonesian (RI)
Year : 1995
Design : Pengabdian kepada Nusa Bangsa (country and people to servant),
Denomination : Rp. 700,-
Description : Original (Has not been used)


Classification
of issuance : -
Printer : -
Made in : Republic Indonesian (RI)
Year : 1996
Design : Kirab Remaja Nasional
Denomination : Rp 300,- and Rp. 700,-
Description : Original (Has not been used)

SATELLITE PALAPA C

Classification of issuance : -
Printer : Printing office public company of Indonesian
Made in : Republic Indonesia (RI)
Year : 1996
Design and Denominations :
Side triangle ( size: Long 4 cm, roof 3 cm, Denomination Rp. 700,-)
Length rectangular ( size: 2,5 x 2,5 cm, Denomination Rp. 300,-)
Description : Original (Has not been used)

Indonesian Folktaless

Series 1 (1998)

Cerita rakyat is a form of folklore found in Indonesia. Its origins are probably an oral culture, with a range of stories of heroes associated with Wayang and other forms of theatre, transmitted outside of a written culture. They have been collected and used in the Indonesian education system, in small cheap books, usually tied in with a district or region of Indonesia.
Many stories explain events or establish moral allegories from iconic or symbolic characters of the past. They also seek to explain the origins of names of people and places from
Folk etymology. (From Wikipedia, the free encyclopedia)

Classification
of issuance : Special Stamp
Year : 1998
Printer : Printing office public company of Indonesian
Made in : Republic Indonesia (RI)
Description : Original (Has not been used)
Size : 23 x 13,5 cm
Sheet
Composition : 20 pc
Price per sheet : Rp. 6.000
Design and
Denominations:
1-4 MALIN KUNDANG (West Sumatera – Padang) Rp. 300,-
2-4 SANGKURIANG (West Java – Bandung) Rp. 300,-
3-4 RORO JONGRANG (Center Java – Prambanan Kalasan) Rp. 300,-
4-4 TENGGER (East Java) Rp. 300,-

Collects Stamp

TENGKU THIK DI TIRO
Issued 1961

Collecst Stamp
Hobby collect the stamp has been popular for a long time. Since the first stamp was publish (in United Kingdom at 1804). The hobby collect the stamp called Philately, and the compiler called Philatelist. This hobby give many benefit. There are trains perseverance, discipline, trains to be patience. Adds and make rich the knowledge, and also to form the tough personality.
collect the stamp will more valuable if to fill the element like:
-Equipment ( Based on theme and Country)
-Uniqueness (Stamp with special design or printing, stamp published for special event, stamp printed in the form of special)
-Rare (Stamp which had age relative stripper only there is in number a real small or rareness)
-World confession (stamp getting appreciation through exhibition of national storey and also world)

Saturday, 28 July 2007

Australian Stamp


















Queen Elizabeth II

Issued: 14 February 1966
Designer: An Artist from the Note Printing Branch, Reserve Bank of Australia
Printer: Note Printing Branch, Reserve Bank of Australia
Printing Method: -
Sheet Layout: -
Perf: 14 ¾ x 14
Description: has been used,


and this australian stamp